Review Reach Your Dreams Wirda Mansur
Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Itulah salah satu slogan yang ditancapkan kuat-kuat oleh Wirda dalam bukunya yang berjudul Reach Your Dreams. Dalam bukunya, Wirda menyatakan jika ingin meraih apapun mimpi kita, dahulukan Allah yang Maha Kaya dan Maha Pemilik Segalanya di alam semesta ini.
Sekilas, Reach Your Dreams bercerita tentang perjalanan hidup seorang Wirda Mansur. Dengan sudut pandang orang pertama -atau lebih tepatnya menggunakan sudut pandang “gue”-, Wirda menceritakan bagaimana ia masih belia, ia justru mengambil keputusan ekstrim. Tepat kelas 5 SD, Wirda memutuskan untuk berhenti sekolah karena ingin menghafalkan Al Quran. Sontak keputusan ini membuat teman-temannya heran sekaligus bertanya. Bagaimana nanti ujiannya? Bagaimana nanti ijazahnya? Apa nggak sayang tuh kurang setahun lagi lulus SD? Wirda nggak pengen ikut wisuda SD? Dan banyak sekali pertanyaan dan komentar. Namun, langkah Wirda tidak surut hanya karena omongan orang lain. Wirda tetap teguh berkeinginan untuk menghafalkan Al Quran. Di samping itu, ada satu mata pelajaran yang dibenci Wirda dan menjadi salah satu alasan mengapa ia memutuskan untuk berhenti sekolah.
Wirda mulai merajut mimpi-mimpinya. Mau jadi apa ke depan, mau bisnis apa, mau pergi kemana, dan lain-lain. Semua Wirda tulis dalam buku catatan. Setiap impiannya terwujud, Wirda menulis kata “DONE” di samping tulisan yang menjadi impiannya. Lambat laun, tulisan “DONE” memenuhi buku catatannya. Wirda menyatakan bahwa ia bisa seperti sekarang berkat Al Quran. Entah ketika ia bisa menjejakkan kaki ke berbagai negara atau bisa bersekolah di luar negeri sekalipun adalah berkat Al Quran.
Tidak selamanya jalan hidup itu mulus seperti aspal sirkuit balap. Itulah yang dialami Wirda. Ia sama seperti remaja pada umumnya dengan masalah-masalah khas ala remaja. Rasa suka dengan lawan jenis, rasa jenuh dan malas, betapa nyamannya comfort zone, bullying lewat sosial media, pertemanan, dan lain-lain. Semua itu sudah menjadi bumbu tersendiri yang memberikan rasa dalam kehidupan Wirda. Wirda sengaja menuang sebagian pengalaman hidupnya ke dalam sebuah buku untuk berbagi dengan kita. Serta tak lupa wejangan-wejangan ala Wirda yang cocok sekali untuk kita sesama remaja. Seperti kata-kata positif, lebih rajin mendekati Allah melalui ibadah, dan lain-lain.
Buku ini cukup menarik untuk dibaca bagi kalangan remaja. Bahkan oleh mereka yang tidak suka membaca karena isinya berwarna dominasi merah muda serta banyak ilustrasi yang dijamin tidak akan membuat boring. Menurut saya, sasaran buku ini adalah remaja. Mengapa? Karena Wirda sendiri sebagai penulis buku adalah seorang remaja yang mengerti serta mengalami bagaimana labilnya kondisi mereka. Entah mereka yang sedang bingung dengan tujuan hidup, ingin menjadi apa, atau bahkan banyak yang terjerumus dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat islam. Bahasanya pun dibuat santai dengan sudut pandang “gue” yang memberi kesan seolah Wirda sedang menulis buku diari. Tulisan-tulisan Wirda dalam bukunya mampu memberikan sudut pandang yang berbeda mengenai bagaimana remaja seharusnya. Yaitu dengan meraih mimpi-mimpi. Jangan takut untuk bermimpi. Bagi Wirda, jika ada yang tidak percaya dengan impian kita, biarkan saja. Asal jangan sampai kita sendiri yang tidak percaya dan membiarkan impian-impian itu jatuh begitu saja.
